Pelajaran awal dalam membangun komunitas untuk pekerja komunikasi di bidang sosial

Oleh Kedung Soejaya
21 Februari, 2025
Pada 2023, Communication for Change (C4C) dan Yayasan Bahana meluncurkan Suluh Penggugah, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk membangun komunitas profesional komunikasi yang terampil dan berkembang di lingkup organisasi masyarakat sipil (OMS) melalui program pembelajaran berbasis kohort. Sampai saat ini, kami terus menjaga hubungan dengan sekitar 50 alumni Suluh Penggugah, serta berencana untuk memperluas komunitas tersebut dalam rangka melibatkan lebih banyak pekerja komunikasi di lingkup OMS dari seluruh Indonesia.

Namun, kami menyadari bahwa mengelola komunitas yang berkembang—terutama pada tahap awal—dapat menjadi tantangan. Anggota komunitas sering kali berasal dari berbagai daerah, memiliki jadwal yang padat, serta menghadapi hambatan untuk terlibat secara konsisten. Lalu, bagaimana cara mengelola komunitas pekerja komunikasi di OMS dengan efektif? Berikut adalah pembelajaran penting yang kami dapatkan dari proyek komunitas alumni Suluh Penggugah.

1. Mulai dengan menjawab pertanyaan "Apa manfaatnya bagi saya?"
Pertanyaan umum yang akan diajukan oleh setiap anggota komunitas adalah: "Mengapa saya harus terlibat dalam aktivitas ini?"

Oleh karena itu, sebelum membentuk komunitas, sangat penting bagi pengelola untuk menjawab pertanyaan ini. Dasar dari komunitas yang berkembang adalah adanya tujuan bersama yang jelas. Dalam konteks Suluh Penggugah, kami belajar bahwa tujuan bersama ini dapat mencakup:

  • Dukungan kesehatan mental dan emosional-sosial: Menyediakan sesi bagi anggota untuk berbagi pengalaman serta saling mendukung dalam menghadapi tantangan sebagai pekerja komunikasi di OMS.
  • Kesempatan pengembangan profesional: Membuat kesempatan bagi anggota untuk mempelajari keterampilan baru, mengikuti tren terbaru, serta berkolaborasi dalam proyek-proyek yang dapat meningkatkan kinerja mereka sebagai pelaksana fungsi komunikasi di OMS.

Selain itu, untuk benar-benar memahami kebutuhan komunitas, pertimbangkan untuk menggunakan alat seperti Empathy Map. Alat ini akan membantu Anda memetakan perasaan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi oleh anggota komunitas. Jika Anda belum familiar dengan Empathy Map, baca artikel ini untuk mengetahui cara menggunakannya dalam membangun komunitas yang lebih kuat.

2. Pilih platform komunikasi yang tepat
Setelah tujuan komunitas ditetapkan, saatnya untuk memikirkan cara menjaga koneksi antar anggota. Di sinilah pemilihan platform komunikasi yang tepat menjadi sangat penting. Setelah program Suluh Penggugah berakhir, kami menghadapi tantangan dalam menjaga keterlibatan anggota. Kami pun mencoba menggunakan berbagai platform seperti:

  • Mailing list: Efektif untuk membagikan kabar baru, buletin, atau sumber informasi kepada seluruh anggota komunitas.
  • Group chat: Platform seperti WhatsApp atau Telegram memungkinkan komunikasi yang lebih informal dalam proses interaksi antar anggota.
  • Microsite atau portal anggota: Sebuah ruang daring yang memfasilitasi anggota untuk berbagi informasi, kabar baru, serta diskusi mendalam.

Kami memilih WhatsApp sebagai wadah komunikasi utama dengan alumni Suluh Penggugah karena ini adalah platform yang paling banyak digunakan oleh mereka, serta bersifat ramah pengguna. Lebih lanjut, pemilihan platform yang tepat bergantung pada preferensi anggota komunitas. Pilihlah alat yang mudah diakses, dapat mendorong interaksi aktif, serta mampu berkembang seiring dengan pertumbuhan komunitas.

3. Bangun kebiasaan dan rutinitas untuk menumbuhkan rasa kebersamaan
Anggota komunitas membutuhkan pemicu untuk terlibat; kita tidak bisa mengharapkan mereka bertindak secara mandiri. Tanpa interaksi yang teratur dan terkelola, komunitas yang paling berniat baik sekalipun bisa kehilangan momentum. Pengelola komunitas perlu menciptakan kebiasaan dan rutinitas yang membantu anggota merasa terhubung. Pertimbangkan untuk mengadakan kegiatan seperti:

  • Sesi berbagi: Mendorong anggota untuk berbagi pengalaman, tantangan, atau keberhasilan yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka.
  • Meet-up santai: Pertemuan virtual atau tatap muka untuk membangun koneksi dan rasa kebersamaan.
  • Diskusi atau tantangan bertema: Ini dapat membantu menjaga percakapan tetap mengalir, sekaligus memberikan sesuatu yang dinantikan oleh anggota.

Pastikan kegiatan ini selaras dengan tujuan bersama komunitas, serta dapat dikelola oleh anggota. Kegiatan yang rutin dan tidak terlalu membebani dapat membantu pembentukan kebiasaan yang mendorong keterlibatan jangka panjang.

Kami akan mengadakan acara dalam waktu dekat, yuk gabung ke acara kami!
Bergabunglah dengan kami! Jika Anda adalah staf komunikasi di OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) dan ingin mengembangkan keterampilan, memperluas jaringan, serta terhubung dengan rekan-rekan seprofesi dalam suasana yang santai dan mendukung, ini adalah tempatnya!

Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar, berbagi pengalaman, dan membangun komunitas komunikasi OMS yang lebih kuat. Daftarkan diri Anda sekarang melalui link berikut: https://bit.ly/chillandspill26feb dan jadilah bagian dari ruang aman bagi para komunikator OMS di Indonesia!

Tanggal: 26 Februari 2025
Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
Lokasi: Twin House Blok M, Jl. Sunan Kalijaga No.3, Melawai, Kec. Kby. Baru, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160

Mari berkumpul, bersantai, dan berkembang bersama di Chill and Spill!


Tertarik untuk mempelajarinya?
Atur janji bicara

Related Articles