Upaya kami dalam mengubah narasi dominan seputar lingkungan dan pembangunan melalui riset
Kami memetakan narasi dominan melalui riset tentang lingkungan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk mengembangkan narasi baru yang mendorong dukungan publik tanpa melihat keduanya sebagai hal yang saling bertentangan
Oleh Dimas Haryo Metaram
31 Juli 2025
Communication for Change (C4C) adalah firma konsultan yang bekerja di persimpangan antara riset dan komunikasi strategis untuk mendorong perubahan sosial di Indonesia serta memperkuat masyarakat sipil.

Dari pengalaman kami dalam berbagai proyek terkait iklim, kami menyadari bahwa kemajuan isu iklim di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Selain kurangnya kemauan politik dari pemerintah dalam isu perubahan iklim dan transisi energi, kesadaran sekaligus desakan dari publik pun masih rendah. Riset kami pada tahun 2021 menunjukkan bahwa banyak orang belum sepenuhnya memahami apa itu perubahan iklim dan cenderung lebih memprioritaskan manfaat ekonomi dibandingkan perlindungan lingkungan atau ekosistem.

Kami menduga rendahnya dukungan publik ini dipengaruhi oleh narasi dominan yang beredar di masyarakat, yang sebagian besar dibentuk oleh pemerintah. Narasi pada dasarnya adalah cerita, rangkaian peristiwa yang tersusun secara kronologis dan dihubungkan oleh hubungan sebab-akibat. Manusia menggunakan struktur naratif untuk memahami peristiwa dan memberi makna terhadap dunia di sekitar mereka. Dengan cara ini, narasi dapat membentuk bagaimana seseorang memandang realitas.

Namun, kami tidak bisa hanya mengandalkan asumsi. Untuk benar-benar memahami hubungan antara persepsi publik dan narasi dominan, kami memulai sebuah proyek riset yang bertujuan memetakan narasi yang beredar terkait keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan di Indonesia.

Setelah memahami narasi dominan yang beredar di ruang publik, kami dapat mulai mengembangkan dan menyebarluaskan narasi alternatif, narasi yang dapat mendorong urgensi publik terhadap keberlanjutan lingkungan tanpa harus dianggap sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi.

Berikut adalah beberapa temuan yang kami pelajari dari riset tersebut:
Publik percaya bahwa manfaat ekonomi dari pembangunan akan terdistribusi secara merata kepada semua orang
Salah satu narasi dominan yang kami temukan dalam riset ini adalah keyakinan bahwa manfaat dari pembangunan ekonomi akan secara alami terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat. Narasi ini menyiratkan bahwa selama ekonomi terus tumbuh, kesejahteraan pada akhirnya akan dirasakan oleh semua orang. Ini adalah gagasan yang menenangkan, namun sayangnya tidak selalu mencerminkan kenyataan di lapangan.

Dalam praktiknya, distribusi manfaat ekonomi sering terhambat oleh kepentingan politik yang saling bersaing, jaringan patronase yang mengakar, serta birokrasi yang kompleks dan terkadang tidak efisien. Hambatan-hambatan struktural ini dapat menghalangi manfaat pembangunan untuk benar-benar menjangkau masyarakat luas, terutama kelompok yang paling rentan.

Menyadari kesenjangan antara narasi dan kenyataan ini, kami berupaya mengembangkan narasi alternatif, sebuah narasi yang mendorong masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan optimisme pasif, tetapi mengambil peran yang lebih aktif. Alih-alih menunggu pertumbuhan ekonomi “menetes ke bawah”, narasi kami mengajak masyarakat untuk menuntut agar pemerintah mengambil langkah konkret demi memastikan distribusi manfaat pembangunan yang lebih adil dan transparan.

Dengan menggeser fokus dari keyakinan bahwa pertumbuhan akan otomatis terbagi rata menuju urgensi akan tata kelola yang berkeadilan, kami berharap masyarakat dapat mulai mempertanyakan kembali makna pembangunan yang benar-benar inklusif, serta mendorong kebijakan publik yang mampu mewujudkannya.
Publik beranggapan bahwa "tidak masalah jika lingkungan dikorbankan sampai batas tertentu asalkan demi tujuan pembangunan ekonomi"
Narasi dominan lainnya yang kami temukan adalah keyakinan bahwa "mengorbankan lingkungan sampai batas tertentu dapat diterima selama demi tujuan pembangunan ekonomi." Narasi ini mencerminkan asumsi yang telah mengakar kuat bahwa kerusakan lingkungan adalah konsekuensi yang wajar dari kemajuan dan kesejahteraan.

Temuan ini memperkuat hasil riset kami sebelumnya pada tahun 2021, yang menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia cenderung lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dibandingkan perlindungan lingkungan. Namun, narasi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang alasan di balik sikap tersebut, masyarakat tidak serta-merta mengabaikan pentingnya lingkungan, tetapi mereka percaya bahwa keuntungan ekonomi jangka pendek bisa membenarkan kompromi terhadap lingkungan.

Sebagai respons, kami mengembangkan narasi alternatif yang menantang cara pandang ini. Narasi yang kami tawarkan menekankan bahwa meskipun pembangunan ekonomi itu penting, hal tersebut tidak seharusnya mengorbankan kelestarian lingkungan dalam jangka panjang. Konsekuensi dari kerusakan lingkungan, mulai dari risiko kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, hingga bencana terkait iklim, pada akhirnya dapat melebihi manfaat ekonomi jangka pendek yang diperoleh.

Narasi ini bertujuan untuk mengubah cara pandang masyarakat, bahwa perlindungan lingkungan bukanlah hambatan bagi pertumbuhan, melainkan fondasi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh. Dengan cara ini, kami berharap dapat mendorong meningkatnya tuntutan publik terhadap kebijakan dan praktik yang mengedepankan kesejahteraan ekonomi sekaligus keberlanjutan lingkungan, tanpa harus memilih salah satu di antaranya.
Masyarakat memiliki pemahaman yang tidak lengkap tentang makna “pembangunan”
Riset kami juga mengungkap bahwa banyak orang memiliki pemahaman yang parsial tentang apa sebenarnya makna dari “pembangunan.” Narasi dominan yang berkembang cenderung menyamakan pembangunan secara eksklusif dengan pembangunan infrastruktur berskala besar, seperti jalan, jembatan, gedung, dan proyek fisik lainnya yang tampak secara kasat mata. Narasi ini membingkai kemajuan dalam bentuk beton dan baja.

Meskipun infrastruktur memang penting, sudut pandang ini mengabaikan dimensi pembangunan manusia yang tidak kalah krusial, seperti pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan komunitas. Pembangunan yang sejati seharusnya bersifat holistik, meningkatkan lanskap fisik sekaligus kualitas hidup masyarakat di dalamnya.

Sebagai tanggapan, kami menyusun narasi alternatif yang mendorong pemahaman pembangunan yang lebih seimbang. Narasi kami menekankan bahwa infrastruktur seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan pembangunan manusia, bukan malah menenggelamkannya. Investasi pada sekolah, klinik, air bersih, dan ekosistem berkelanjutan sama pentingnya, bahkan bisa jadi lebih penting, dibandingkan proyek fisik semata.

Dengan mendorong sudut pandang yang lebih menyeluruh ini, kami berharap dapat menggeser ekspektasi publik serta mendorong para pembuat kebijakan untuk merancang strategi pembangunan yang menempatkan manusia, bukan hanya struktur fisik, sebagai pusat dari kemajuan.
Kami berharap dapat mendorong kemajuan isu iklim di Indonesia melalui riset kami
Dari narasi-narasi dominan ini, kami mulai memahami sejumlah faktor naratif yang mendasari rendahnya urgensi publik terhadap isu keberlanjutan lingkungan. Narasi-narasi tersebut membantu menjelaskan mengapa permintaan publik terhadap kebijakan yang berkelanjutan masih terbatas, meskipun bukti kerusakan lingkungan dan risiko terkait iklim semakin jelas dan nyata.

Kami sedang mempersiapkan publikasi makalah riset lengkap kami di jurnal akademik dan akan mempresentasikannya dalam konferensi-konferensi yang relevan. Kami berharap riset ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam diskursus akademik mengenai komunikasi iklim, persepsi publik, dan pembingkaian narasi dalam konteks Indonesia.

Namun di saat yang sama, kami menyadari bahwa riset tidak seharusnya terbatas hanya dalam lingkaran akademik. Kami juga ingin memastikan bahwa temuan dan narasi alternatif yang kami kembangkan dapat diakses oleh audiens yang lebih luas, terutama organisasi masyarakat sipil dan lembaga think tank yang bergerak di bidang advokasi lingkungan. Untuk itu, kami tengah menyusun hasil riset ini dalam sebuah platform data dan pengetahuan berbasis open-access. Platform ini dirancang untuk mendukung upaya advokasi dan kampanye dengan menyediakan fondasi berbasis riset yang kuat dalam strategi naratif, keterlibatan publik, dan pengaruh kebijakan.
Pelajari lebih lanjut tentang riset kami, karena ini hanyalah sekilas dari keseluruhannya
Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut temuan riset kami dan narasi-narasi alternatif yang telah kami kembangkan, kami mengundang Anda untuk mengikuti kanal media sosial kami. Di sana, kami akan membagikan berbagai pembaruan, wawasan, serta rangkaian acara lanjutan, termasuk peluncuran platform data kami pada Oktober 2025.

Instagram: @c4c_id
LinkedIn: Communication for Change
Twitter: @C4C_ID
Siap membuat riset atau pesan Anda berdampak?
Di Communication for Change (C4C), kami telah mendampingi berbagai lembaga riset dan organisasi masyarakat sipil dalam merancang dan menyampaikan rekomendasi kebijakan dan kampanye sosial yang berbasis bukti, cermat secara politik, dan disesuaikan agar relevan dengan para pemangku kepentingan.

Hubungi kami untuk menjajaki bagaimana kami dapat membantu mengubah riset Anda menjadi komunikasi strategis yang berdampak, baik melalui pengujian narasi melalui riset, pengembangan narasi, maupun dukungan dalam keterlibatan pemangku kepentingan.
C4C adalah arsitek narasi perubahan, menjembatani riset dan komunikasi untuk merancang pesan serta narasi pendorong perubahan.

Kami menerjemahkan data dan pengetahuan menjadi tutur cerita strategis untuk membantu organisasi di sektor sosial dalam menjangkau publik, menginspirasi aksi, dan mendorong terjadinya perubahan.
Tertarik untuk mempelajarinya?
Atur janji bicara
Kontak kami

Related Articles