Sayangnya, generasi muda Indonesia tidak memiliki kemampuan berpikir kritis yang mumpuniKita masih menghadapi krisis pendidikan dasar karena skor PISA Indonesia terus menurun. Hampir tidak ada siswa yang mendapat nilai di Level 5 atau lebih tinggi dalam membaca
1.
Kemampuan berpikir kritis tercermin dalam dua level tertinggi dalam skor membaca PISA (Level 4 dan 5). Sayangnya, kemampuan berpikir kritis tidak diajarkan di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia. Sebaliknya, apa yang diajarkan di sekolah-sekolah kita tampaknya tidak membekali siswa kita dengan kemampuan literasi membaca, apalagi berpikir kritis.
Kita perlu melakukan perubahan di luar sistem pendidikan formal jika kita ingin generasi muda Indonesia mampu berpikir kritis, berkembang dan bertahan di abad ke-21, dan mempertahankan demokrasi yang sehat.
Mengingat kurangnya keterampilan berpikir kritis yang diajarkan di sekolah dan penyebaran informasi yang salah, kami melihat adanya kesenjangan dan kebutuhan yang mendesak untuk memperkuat daya berpikir kritis anak muda dengan cara yang mudah diakses. Itulah sebabnya kami memulai
Latih Logika pada tahun 2017 untuk membangun komunitas daring bagi para pemikir kritis muda di Indonesia. Latih Logika adalah kursus daring gratis tentang berpikir kritis dalam bahasa Indonesia untuk siswa sekolah menengah ke atas. Latih Logika diluncurkan melalui situs web yang ramah dengan pengguna
smartphone dan kanal YouTube. Setiap “materi ajar” terdiri dari video pendek dan pelajaran singkat yang dapat diunduh dalam bentuk PDF yang berisi rincian dan latihan sehingga siswa dapat memeriksa pemahaman mereka.
Ini adalah tangkapan layar dari halaman beranda Latih Logika, yang menampilkan video menarik dan permainan interaktif:
Bad News dan
Harmony Square. Kedua gim ini dibuat untuk memerangi misinformasi dan mendorong kebiasaan berpikir analitis.