Arahan klien
Jumlah perokok di Indonesia terutama perokok anak remaja sangatlah tinggi, sehingga menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan juga beban ekonomi terhadap lingkungan. Sayangnya, pengendalian tembakau sering gagal karena kurangnya dukungan publik.
Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa industri tembakau menyumbang kontribusi ekonomi besar untuk negara dan mempunyai andil dalam identitas nasional. Selain dari itu, perokok merasa terintimidasi oleh kampanye pengendalian tembakau karena mereka merasa merokok adalah suatu hak.
Strategi kami
Aliansi pengendalian tembakau telah mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Namun, narasi kampanye yang ada selalu dikaitkan dengan data dan argumen logis, yang secara emosi kurang menggugah. Kita perlu narasi sederhana yang diarahkan lebih ke industri tembakau, bukan ke perokok.
Cara yang kami pilih adalah dengan mengubah orang dari yang awalnya bersikap acuh menjadi marah oleh ketangguhan industri tembakau, melalui penggambaran bahwa industri tembakau adalah seorang diktator penyusup yang mengumpulkan harta dari penderitaan orang lain. Kami ingin masyarakat luas sadar bahwa gambaran heroik industri tembakau sebagai kontributor besar untuk ekonomi adalah suatu kebohongan, yang selama ini mendukung usaha pengendalian tembakau. Kami juga ingin para perokok untuk tidak merasa dihakimi oleh kampanye pengendalian tembakau, sehingga tidak menjadi penghalang untuk usaha pengendalian tembakau.
Eksekusi yang kami jalankan
Kami meluncurkan akun Instagram, Twitter, dan Facebook @LawanDiktator. Halaman Twitter kami mengambil banyak perhatian. Twit kami berhasil mengumpulkan impression sebanyak 45.0K selama 30 hari pertama dari peluncuran kampanye. Twit di bawah ini adalah yang paling populer. Tujuh dari 12 konten mendapatkan impression setidaknya sebanyak 10K.
Galeri