"Disinformasi Merupakan Ancaman No. 1 Menjelang Pemilu," demikian judul artikel yang ditulis oleh
Forbes pada Januari 2024. Disinformasi menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi berbagai negara saat mendekati pemilu, dan salah satu target utama serangan ini adalah organisasi masyarakat sipil (OMS). OMS sering kali dianggap sebagai oposisi yang kuat bagi penguasa, sehingga rentan diserang untuk melemahkan kredibilitas atau legitimasinya di mata publik. Namun, keberadaan OMS sangat penting bagi kelangsungan demokrasi dan perlindungan hak-hak sipil, sehingga keberadaan mereka harus selalu dilindungi.
Menyadari pentingnya peran OMS dalam menjaga demokrasi, C4C diminta membantu beberapa OMS di Indonesia untuk menangkal serangan disinformasi dengan membangun Rumah Pesan. Inisiatif ini bertujuan memperkuat kemampuan OMS dalam menghadapi disinformasi dan menjaga integritas informasi selama pemilu.
Mengenali secara singkat 4 Upaya Delegitimasi OMSMasyarakat sipil mengalami tekanan karena pemerintah di berbagai negara berusaha untuk mempersempit ruang gerak OMS. Serangan terhadap OMS mencakup tindakan hukum, serangan fisik, dan upaya mendelegitimasi masyarakat sipil. Dalam deligitiasi, ada empat tuduhan utama yang sering ditujukan ke OMS:
1. "OMS tidak mewakili suara masyarakat"Pemerintah menuduh OMS menunjuk dirinya sendiri tanpa melalui pemilihan umum atau penunjukkan warga, seperti di Hungaria yang membatasi OMS yang didanai asing dengan alasan bahwa hanya pemerintah terpilih yang
mewakili masyarakat.
2. "OMS menerima pendanaan dari luar negeri, mereka mendorong agenda donor"OMS dituduh lebih melayani kepentingan donor asing daripada kepentingan nasional. Contohnya, pemerintah Modi di India menyebut LSM lingkungan yang didanai asing sebagai "anti-nasionalis", mirip dengan tuduhan di negara lain seperti
Mesir dan Turki.
3. "OMS adalah kendaraan aktor-aktor yang sebetulnya punya agenda politik"Narasi ini menuduh OMS terlibat dalam politik dengan agenda tersembunyi, dan setiap hubungan mereka dengan partai oposisi dianggap bukti. Ini bertujuan meragukan integritas OMS dengan menggambarkannya sebagai lembaga yang berpura-pura imparsial atau didorong idealisme membela kepentingan rakyat.
4. "OMS adalah kumpulan elit yang tidak mengakar pada masyarakat"Kritikus sering menuduh aktivis berpendidikan luar negeri, bergaji tinggi, dan sering bepergian ke luar negeri untuk menciptakan persepsi bahwa OMS tidak memahami kondisi dan aspirasi masyarakat secara langsung.
Serangan delitigimasi ini bisa berlangsung melalui media sosial atau arus utama, dan organisasi bisa lebih mudah (jika mau) menyampaikan tanggapan resmi organisasi. Namun kenyataannya serangan ini juga bisa dilontarkan ke staf OMS, baik oleh aktor pemerintahan maupun keluarga jauh atau kenalan. Dalam situasi seperti ini, staf yang tidak dibekali dengan cara menjawab mungkin kelabakan dan alhasil kurang berhasil menyanggah atau menanggapi dengan cara yang efektif meredam tuduhan itu.
Lalu bagaimana cara OMS bisa membekali staf dan termasuk beberapa mitra pilihan untuk bisa menanggapi serangan deligitimasi langsung dengan efektif? Caranya adalah dengan membuat “Rumah Pesan” dan lalu melatihkan cara menggunakannya ke staf dan mitra terpilih.
“Rumah Pesan” sebagai alat yang ampuh untuk menangkal seranganRumah Pesan (
Message House) adalah sebuah alat bantu yang digunakan seseorang untuk memandunya saat menyampaikan pesan, biasanya secara lisan. Pesan ini bisa dalam bentuk pernyataan atau sebagai jawaban atas pertanyaan orang lain.
Karena biasanya digunakan dalam komunikasi lisan, tidak praktis jika penyampai pesan harus membawa naskah panjang. Ia akan lebih terbantu dengan “contekan” yang berisi “rumus” dalam membuat pesan. Sebagai “contekan”, tentu Rumah Pesan harus cukup singkat dan mudah dirujuk setiap diperlukan.
Anatomi Rumah PesanMirip dengan struktur rumah yang kuat, Rumah Pesan memberikan kerangka untuk menyusun pesan-pesan yang konsisten dan terarah.
Rumah Pesan terdiri dari 3 (tiga) elemen, yaitu:
- Atap sebagai pesan inti,
- Kolom sebagai pesan pendukung,
- Dan pondasi sebagai butir-butir bukti yang mendukung pesan-pesan di atasnya.