Dalam rangka persiapan Pemilu 2024, Communication for Change (C4C) merancang dan melaksanakan kampanye untuk Transparency International Indonesia (TII) yang bertujuan untuk mendorong kaum muda agar peduli terhadap isu pendanaan partai politik yang tidak transparan. Kampanye ini diberi judul Kamu Bersih Aku Pilih, dan berlangsung selama 65 hari dan menyasar pengguna internet muda yang tidak secara aktif mengikuti isu-isu politik. Kami menggunakan iklan berbayar untuk menyebarluaskan materi kampanye kepada mereka yang bukan pengikut akun media sosial TII.
Dalam kurun waktu yang singkat, Kamu Bersih Aku Pilih berhasil menyampaikan pesan mengenai transparansi pendanaan partai politik kepada anak muda yang cenderung apatis terhadap lembaga ini.
Memperkenalkan isu pada mereka yang apatisSebelum memulai kampanye, kami melakukan survei awal terhadap pengguna internet berusia 18-33 tahun. Survei kami menemukan bahwa 32% responden tidak mengetahui sumber pendapatan partai politik. Dari mereka yang mengaku tahu, 35% salah mengasumsikan bahwa sumber utama dana partai politik adalah subsidi pemerintah. Selain itu, 37% responden mengaku tidak tahu apakah ada ketentuan hukum yang mengatur tentang laporan pendanaan partai.
Meskipun banyak responden berusia 18-33 tahun yang tidak cukup tahu tentang sumber pendanaan partai dan aturan pelaporan, 53% percaya bahwa pendanaan partai politik yang tidak transparan adalah salah satu penyebab korupsi. Sayangnya, masih banyak yang merasa enggan (36%) dan tidak mau menjawab (47%) jika mereka dianggap sebagai kelompok yang menuntut perubahan.
Sikap apatis ini bisa jadi berasal dari ketidakpercayaan terhadap partai politik. Oleh karena itu, kampanye ini dirancang untuk menyasar mereka yang apatis agar mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan di saat hampir semua partai politik belum transparan dalam mempublikasikan sumber pendanaannya.
Sebagai konsekuensinya, kampanye harus menjangkau mereka yang berada di luar ruang gema. Ruang gema yang dimaksud adalah mereka yang antusias mengikuti perkembangan partai politik atau upaya pemberantasan korupsi politik. Itulah mengapa kampanye ini sangat mengandalkan pemanfaatan iklan media sosial untuk mendobrak ruang gema tersebut.
Iklan berbayar berhasil menjangkau audiens di luar ruang gema meski partisipasi sangat terbatasUntuk menyebarkan materi kampanye di luar ruang gema, kampanye ini menggunakan beberapa iklan berbayar di jaringan media sosial Meta, termasuk Instagram dan Facebook. Iklan ini berbentuk video yang muncul di linimasa pengguna dengan tautan yang akan membawa mereka ke situs web kamubersihakupilih.id. Situs tersebut menampilkan fakta-fakta mengenai peraturan laporan dana partai, daftar partai yang sudah mengunggah laporan dana, dan ajakan bagi pengunjung untuk melakukan aksi, seperti mengunduh laporan sumber dana atau menuntut partai untuk mengunggah laporan dana.
Secara umum, rangkaian iklan ini dilihat oleh hampir 2 juta pengguna internet dan mengakibatkan laman kamubersihakpilih.id dilihat sebanyak 80.446 kali oleh 78.180 pengunjung. Dari sisi partisipasi, kampanye ini mendapatkan lebih dari 1.600 klik pada tombol “cek partai mana saja yang sudah mengunggah laporan”, namun hanya 20 orang yang mengirimkan tweet kepada partai politik, meminta mereka untuk mengunggah laporan keuangan mereka.
Angka tersebut menunjukkan bahwa orang-orang tertarik untuk mempelajari topik ini, tetapi masih sulit untuk membuat mereka tergerak untuk mengambil tindakan di media sosial. Ada beberapa penjelasan yang mungkin mengenai alasannya:
- Berdasarkan survei awal, hanya 11% responden yang bersedia menjadi bagian dari kelompok yang mendukung perubahan praktik transparansi pendanaan partai
- Kampanye ini berlangsung di saat ramai diperbincangkannya pasal penghinaan terhadap pemerintah dalam RKUHP dan dibayangi oleh kekhawatiran terhadap UU ITE
- Perang antar buzzer di media sosial yang marak terjadi sejak Pemilu 2014 bisa jadi membuat mereka enggan diidentifikasi sebagai buzzer, atau takut diserang oleh buzzer partai yang mereka dorong.
Kami belajar beberapa hal yang bisa Anda terapkan pada kampanye Anda bersama kami!
- Lakukan pendekatan kreatif untuk membuat pesan yang membuat target kampanye Anda menjadi karakter utama. Jika perlu, jadikan mereka pahlawan dalam cerita mereka sendiri.
- Buat pesan yang secara khusus menargetkan audiens di atas usia 21 tahun. Iklan politik berbayar dibatasi usia di Meta dan Google. Pesan yang ditargetkan untuk mereka yang berusia di atas batas usia ini akan lebih efektif.
- Berikan beberapa alternatif untuk berpartisipasi. Berikan target beberapa opsi untuk berpartisipasi untuk menurunkan hambatan masuk untuk bergabung dengan kampanye kita.
Jadi, apakah Anda siap untuk menerapkan hal-hal yang telah kami pelajari dalam kampanye Anda? Jadwalkan waktu konsultasi Anda bersama kami dengan klik tombol di bawah!