Terpapar isu Pada fase ini, kita berbicara dengan orang-orang yang saat ini berada di "titik nol". Penting untuk mendefinisikan tujuan fase ini dengan menjangkau audiens yang berada di luar ruang gema aktivisme. Kita dapat melakukan ini dengan menggunakan iklan, atau kampanye kreatif untuk "mencuri" perhatian dan menggugah emosi agar mereka peduli.
Ini akan menjadi fase yang paling lama karena masyarakat membutuhkan paparan berulang kali terhadap pesan kita, harapannya adalah agar mereka dapat terpancing untuk melakukan tindakan. Sehingga, pesan perlu disampaikan secara terus-menerus agar anggota masyarakat terpapar dengan pesan yang sama. Penyampaiannya juga perlu dilakukan dalam skala besar karena penelitian menunjukkan bahwa agar perubahan sosial terjadi, kita perlu mengubah pendapat
25% anggota masyarakat.
Singkatnya, kita membutuhkan 25% masyarakat Indonesia untuk terpapar pesan yang sama setidaknya 7 kali selama fase kampanye ini sebelum kita bisa berharap mereka akan berpindah ke lapisan berikutnya.
Satu hal yang juga penting untuk dipahami adalah bahwa pada tahap kampanye ini, kita tidak memerlukan ajakan bertindak yang jelas atau menuntut karena kita ingin agar pesan yang kita sampaikan dapat melekat di benak mereka.
Teryakinkan bahwa isu ini adalah masalah bersamaSetelah terpapar isu, masyarakat perlu diyakinkan bahwa masalah yang mereka hadapi juga dihadapi oleh banyak orang lain. Masalah tersebut disebabkan oleh masalah sistemik dan bukan oleh beberapa oknum. Hal ini penting untuk menyadarkan mereka bahwa mereka bukanlah satu-satunya yang terkena dampak dan mereka harus bergerak bersama dalam aksi kolektif dengan orang-orang yang memiliki nasib yang sama dengan mereka.
Perasaan senasib sepenanggungan dapat memberdayakan masyarakat karena sekarang mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah mereka. Keyakinan ini juga memainkan peran penting dalam membuat mereka mempercayai tindakan kolektif di kemudian hari.
Percaya bahwa mereka bisa membantu menyelesaikan masalahSetelah mereka menyadari adanya masalah, mereka perlu dibuat sadar akan peran mereka dalam menyelesaikannya. Menginformasikan mereka tentang masalah tersebut harus disertai dengan memberikan solusi yang membuat mereka percaya bahwa hal ini dapat dicapai dalam kendali mereka.
Selain itu, penting untuk memberdayakan individu dengan menyoroti langkah-langkah nyata yang dapat mereka lakukan untuk berkontribusi pada solusi. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menanamkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab pada fase sebelumnya sehingga orang lebih cenderung terlibat secara aktif dan gigih dalam upaya mengatasi masalah.
Bergabung dalam aksiSetelah masyarakat percaya bahwa mereka punya andil dalam menyelesaikan masalah, mereka dapat "ditangkap" oleh OMS/aktivis untuk berpartisipasi dalam aksi kolektif. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki tingkat partisipasi yang berbeda. Jadi, OMS perlu menciptakan berbagai tingkat aktivisme yang dapat dilakukan oleh masyarakat, mulai dari keterlibatan yang lebih “ringan” hingga yang lebih “berat”. Hal ini dapat mencakup kegiatan dengan hambatan rendah seperti menandatangani petisi, menghadiri acara peningkatan kesadaran, atau berpartisipasi dalam diskusi masyarakat. Ketika individu menjadi lebih terlibat dan berkomitmen, mereka dapat secara progresif terlibat dalam tindakan yang lebih menuntut, seperti menjadi sukarelawan untuk proyek-proyek akar rumput, mengorganisir inisiatif lokal, atau berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa dan protes.
OMS dan aktivis memiliki peran penting dalam memfasilitasi perkembangan ini, memberikan kesempatan untuk keterlibatan yang berarti, menawarkan dukungan dan sumber daya, serta memastikan keamanan dan kesejahteraan peserta selama proses berlangsung. Dengan menawarkan berbagai pilihan keterlibatan dan menghormati tingkat kenyamanan dan batasan individu, para pegiat dapat secara efektif memobilisasi berbagai segmen masyarakat dan memanfaatkan kekuatan kolektif mereka untuk perubahan sosial.
Juru kampanye perlu memutuskan waktu yang pas untuk beranjak ke tahap selanjutnya
Mengasumsikan bahwa semua orang mulai dari titik nol adalah hal yang tepat dilakukan di awal. Tapi, kita tidak bisa bertahan dengan asumsi ini sepanjang kampanye berjalan. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pesan kita telah menimbulkan efek di masyarakat adalah dengan melakukan penelitian berkala untuk melihat apakah ada perubahan dalam pemikiran dan tindakan audiens kita. Data ini akan membantu kita membuat keputusan yang tepat dalam kampanye kita untuk kampanye yang lebih efisien.
Pada akhirnya, kunci dari keberhasilan kampanye publik adalah perencanaan yang matang berdasarkan data empiris dan kesadaran bahwa setiap tahap memiliki indikator keberhasilan yang berbeda. Dengan langkah-langkah yang matang, kita dapat menyesuaikan pendekatan dan menyesuaikan strategi dengan cepat untuk menghasilkan perubahan yang kita impikan.