Bukan soal kasihan, tapi soal keadilan: Strategi C4C bersama AMAN untuk menggerakkan publik
Klien:
Tahun:
AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
2024
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi yang memperjuangkan pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat di Indonesia. Namun, di tengah peningkatan kasus perampasan wilayah dan pelemahan regulasi perlindungan hak adat, dukungan publik masih belum mengakar kuat. Padahal peran publik sangat penting untuk memberi tekanan politik dan mendorong perubahan kebijakan yang berpihak pada masyarakat adat. Tanpa dukungan yang lebih luas, upaya advokasi berisiko terjebak di lingkaran aktivisme dan gagal memengaruhi pengambil keputusan.

Untuk menciptakan perubahan kebijakan yang nyata, AMAN ingin mengubah persepsi publik dan memicu aksi kolektif agar publik mau ikut aksi kolektif untuk mendukung pengesahan undang-undang yang melindungi masyarakat adat.

Menjawab kebutuhan ini, kami melakukan riset audiens secara nasional dan menggunakan temuan tersebut untuk merancang strategi kampanye, dan memfasilitasi lokakarya internal untuk membantu AMAN membingkai ulang pesan kampanyenya, serta membangun kapasitas tim dalam merancang komunikasi publik yang lebih efektif.
Kami melakukan survei nasional terhadap 2.039 pengguna internet di Indonesia

Riset kami menemukan bahwa narasi yang berkembang di publik belum membingkai masyarakat adat sebagai pemegang hak. Sebaliknya, publik lebih mengenal mereka sebagai kelompok etnis atau budaya yang "kurang beruntung". Akibatnya, pesan kampanye yang mengandalkan pendekatan hak asasi belum cukup menggugah emosi publik untuk bertindak.

  • Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mayoritas responden (58.5%) masih menyamakan masyarakat adat dengan suku bangsa, menunjukkan kesenjangan pemahaman yang signifikan terhadap definisi masyarakat adat menurut AMAN.

  • Reaksi emosional publik terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat adat lebih didominasi oleh rasa sedih dan prihatin, bukan kemarahan. Padahal, studi (Jasper, 2011) menunjukkan bahwa kemarahan adalah emosi yang lebih efektif dalam mendorong aksi kolektif.

  • Hanya 44% responden yang percaya bahwa undang-undang dan regulasi bisa membolehkan penggusuran masyarakat adat demi investasi. Ini memperlihatkan lemahnya kesadaran publik terhadap ketidakadilan struktural yang mereka alami.
Kami menyusun strategi kampanye “Dari Mereka, Untuk Kita” berdasarkan hasil riset audiens
Berbeda dari narasi lama yang menekankan pada pelanggaran hak, pendekatan baru ini menyoroti kontribusi masyarakat adat dalam menjaga tradisi, ekosistem, dan nilai-nilai luhur yang juga berdampak positif bagi masyarakat luas. Strategi kampanye ini juga menggunakan visual storytelling yang menghubungkan praktik adat dengan manfaat nyata yang dirasakan masyarakat umum, seperti air bersih, makanan, dan udara segar.

Strategi ini disusun secara strategis untuk membangkitkan emosi moral yang lebih kuat, sebagai sebuah landasan untuk memicu solidaritas dan keterlibatan publik dalam mendukung advokasi masyarakat adat. Berikut adalah contoh eksekusi gaya kampanyenya.
Untuk membuat gamblang kaitan antara masyarakat adat yang menjalankan tradisi mereka dengan manfaat yang dirasakan masyarakat luas dalam kehidupan kita sehari-hari, kami sehalus mungkin menyambung foto anggota masyarakat adat yang sedang berkegiatan mengikuti tradisi dengan foto anggota masyarakat yang sedang menikmati manfaatnya.
Kami menyelenggarakan lokakarya bagi staf internal AMAN sebagai pembekalan pesan kampanye berbasis audiens

Pelatihan ini berfokus pada pengembangan keterampilan menyusun narasi yang dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, terutama kelompok konservatif yang selama ini kurang terjangkau oleh pendekatan kampanye berbasis hak.
Kami mendapatkan banyak pembelajaran dari kemitraan kami dengan AMAN

  • Keselarasan nilai sangat berpengaruh
Pesan kampanye akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya masyarakat, seperti menghormati tradisi, menjaga harmoni, dan taat pada norma sosial. Pendekatan ini lebih mengena dibanding pesan yang hanya menekankan soal hak.

  • Pembingkaian emosi menentukan respons publik
Rasa marah cenderung lebih mendorong orang untuk terlibat dibanding rasa sedih. Namun, emosi ini perlu dikelola secara bijak agar tidak menimbulkan jarak. Karena itu, penting untuk merancang ulang pesan agar tetap menyentuh, tapi juga mendorong tindakan.

  • Pemahaman publik masih terbatas
Banyak orang belum memahami dengan tepat siapa yang dimaksud dengan masyarakat adat. Komunikasi publik perlu menyampaikan informasi secara jelas dan sederhana, tanpa mengurangi makna pentingnya.

  • Waktu sangat menentukan dampak kampanye
Kampanye akan lebih kuat jika disiarkan pada saat yang tepat, misalnya ketika ada pemberitaan tentang konflik tanah adat atau pernyataan pejabat yang menyangkut masyarakat adat. Momen-momen seperti ini bisa menjadi peluang untuk memperluas jangkauan pesan.
Ciptakan perubahan sosial melalui narasi berbasis data dan riset bersama kami!

Kita adalah arsitek untuk narasi perubahan. C4C menjembatani riset dan komunikasi untuk merancang pesan serta narasi pendorong perubahan.

Kami menerjemahkan data dan pengetahuan menjadi tutur cerita strategis untuk membantu organisasi di sektor sosial dalam menjangkau publik, menginspirasi aksi, dan mendorong terjadinya perubahan. Mulai dari organisasi nirlaba yang ingin merancang tutur cerita maupun strategi berbasis riset untuk mendorong perubahan, C4C memiliki keahlian untuk mewujudkan visi tersebut. Dapatkan konsultasi gratis selama 1 jam untuk mengetahui bagaimana kami dapat mendukung visi Anda. Klik tombol di bawah untuk memulai!
Tertarik dengan program serupa?
Atur janji bicara